| 0 komentar ]

Asbes dipakai secara ekstensif sebagai bahan bangunan di Inggris Raya dari 1950s hingga pertengahan-1980-an. Bahan ini dipakai untuk berbagai tujuan berbeda dan sangat ideal untuk fireproofing dan isolasi. Berbagai tipe gedung yang dibangun sebelum tahun 2000 (rumah, pabrik, jabatan, sekolah, rumah sakit dll) kemungkinan besar mengandung asbes.


Dilihat dari sudut pandang ilmu kimia, asbes adalah suatu zat yang terdiri dari Magnesium-Calsium-Silikat berbangun serat dengan sifat fisik yang sangat kuat. Bahan galian penghasilnya adalah mineral jenis aktinolit dan krisatil yang berserabut. Krisatil menempati sekitar 95% persediaan asbes dunia. Tiga
perempatnya ditambang di Provinsi Quebec, Kanada. Deposit besar lainnya berada di Afrika Selatan dan negara-negara bekas Uni Sovyet. Asbes dapat diperoleh dengan berbagai metode penambangan bawah tanah, namun yang paling umum adalah melalui penambangan terbuka (open-pit mining).

Asbes tampil dalam berbagai bentuk bahan bangunan dan produk jadi berupa rumah rakit (pre-fab). Sebagai bahan bangunan, asbes dibuat dengan cara mencampurkan asbestos dengan komposisi 15% dan semen dengan komposisi 85%. Bahan ini dapat pula disemprotkan atau sebagai bahan plester pada permukaan dinding maupun langit-langit (acoustical plaster). Asbes berperan sebagai bahan bangunan yang sangat berguna dan diminati banyak orang sehingga bahan itu hadir di berbagai tempat seperti rumah tinggal, sekolahan, bangunan perkantoran, serta bangunan-bangunan lainnya.

Namun akhir-akhir ini asbes banyak dipermasalahkan di beberapa negara, karena penggunaan Asbes telah banyak menimbulkan kematian pada korban. Contoh kasus di Negara Jepang, akibat menghirup udara yang tercemar Asbes, 500 orang meninggal dunia pada tahun 1995, dan meningkat menjadi 878 orang pada tahun 2003, sehingga pemerintah Jepang melarang penggunaan Asbes. Dalam setahun belakangan ini pemerintah Jepang sangat gencar melakukan penggantian material berbahan asbes.

Proses keracunan Asbes tidak terjadi secara seketika, racun Chrysotile akan menyerang manusia secara akumulatif, proses terinfeksi Chrysotile akan memicu terjadi kanker pada manusia dalam waktu puluhan tahun kemudian, ketika korban secara terus-menerus menghirup debu asbes yang mengandung Chrysotile maka korban akan terkena penyakit kanker, yang bisa menyebabkan kematian.

Secara umum bahan asbes yang masih dalam keadaan baik, aman bagi manusia. Namun jika asbes tersebut rusak inilah yang menjadi masalah, karena kerusakan asbes akan diikuti dengan munculnya serat asbes yang beterbangan di udara. Serat asbes sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, namun hal ini kurang disadari oleh masyarakat pemakainya.

Banyak negara yang sudah melarang penggunaan asbes. Namun demikian untuk bidang industri, asbes masih banyak digunakan untuk berbagai keperluan, sebagai bahan isolasi dan lain-lain. Karena dipercaya sampai saat ini asbes bisa berfungsi sebagai insulator yang baik terutama untuk mengisolir pipa-pipa yang panas, bejana-bejana, dan lainnya.

Melihat potensi bahaya yang cukup besar, sementara bahan tersebut masih banyak digunakan, apa yang harus kita lakukan untuk melindungi diri kita dari paparan serat asbes terutama pada saat anda harus bekerja dengan bahan tersebut? Anda harus melindungi diri anda dari paparan serat asbes yang timbul akibat pekerjaan pemasangan, perbaikan asbes, karena resiko yang anda hadapi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang hanya terpapar oleh serat asbes yang beterbangan diudara dengan kadar atau konsentrasi yang rendah. Alat pelindung diri yang harus anda gunakan adalah sebagai berikut :

  1. Masker (bukan sekedar saputangan)
  2. Pakaian kerja yang khusus anda gunakan untuk bekerja dengan bahan asbes. Dengan spesifikasi, barbahan katun, lengan panjang dengan kancing yang lengkap sampai ke leher. Yang terbaik adalah coverall.
  3. Gunakan kacamata safety (safety glass/safety google).
  4. Pakailah sarung tangan.

Setelah anda bekerja dengan asbes, sebaiknya pakaian kerja yang anda kenakan langsung dicuci (dibasahi) sehingga serat asbes yang mungkin menempel tidak beterbangan keman-mana. Jangan sekali-kali membawa pulang baju kerja yang penuh serat asbes ke rumah anda, guna menghindari penyebaran serat asbes. Jika anda akan melanjutkan pekerjaan dengan bahan asbes, gunakan masker yang baru.

Selain itu, untuk meminimalisir dampaknya ke lingkungan sekitarnya, pada saat anda melakukan pekerjaan dengan bahan asbes, usahakan area kerja anda tertutup atau anda isolir sehingga serat asbes yang muncul akibat pekerjaan tersebut tidak beterbangan ke lingkungan. Walaupun paparannya kecil, namun hal ini sangat membahayakan pada waktu yang cukup lama.

Semoga kita semakin menyadari aspek keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan kita sehari-hari. Ingat penyakit akibat kerja yang menanggungnya adalah kita sendiri. Perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk pengobatan dan perawatan kita. Namun yang merasakan sakitnya adalah kita sendiri. Jadi, aturan keselamatan kerja bukan ditujukan untuk perusahaan, tetapi lebih ditujukan untuk melindungi anda sebagai pekerja dari segala kemungkinan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja lainnya.

0 komentar

Posting Komentar