| 4 komentar ]

Mengelola lingkungan kerja agar aman bagi pekerja adalah tugas atau tanggung jawab dari perusahaan atau pengusaha. Hal ini dilakukan untuk melindungi pekerja dari konsekwensi yang akan timbul akibat terlalu lama berada di area kerja tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa jam kerja yang berlaku umum di perusahaan adalah 8 jam/hari, artinya seorang pekerja akan berada di sekitar lokasi tersebut selama 8 jam. Mengingat waktu terpaparnya seorang pekerja di area yang bising cukup lama, maka pengelolaan area kerja mutlak diperlukan.


Kebisingan merupakan salah satu factor yang bisa menyebabkan sakit akibat kerja, sehingga untuk menghindari rusaknya pendengaran pekerja kebisangan dilingkungan kerja harus dikelola dengan baik.

Pengelolaan kebisingan dapat dilakukan dengan beberapa tahapan :

  1. Mendeteksi tingkat kebisingan yang terjadi.
    Proses ini dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan di area kerja tersebut dengan menggunakan detector yang valid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kebisingan di area tersebut.
  2. Mencari penyebab kebisingan
    Tahap ini diperlukan untuk menentukan penyebab timbulnya kebisingan. Kebisingan bisa saja timbul akibat kerusakan peralatan yang terdapat di sekitar area kerja tersebut, misalnya adanya bocoran steam, adanya kerusakan pada peredam suara, tidak optimalnya pengaturan kondisi operasi, dan lainnya. Jika ditemukan penyebab seperti itu, maka dengan perbaikan peralatan tersebut sudah bisa menurunkan tingkat kebisingan.
    Jika sumber kebisingan itu berasal dari peralatan atau mesin tidak bisa diperbaiki lagi atau permanent, maka perlu dibuatkan strategi untuk mengurangi kebisingan atau melindungi pekerja.
  3. Menentukan cara pengelolaan yang terbaik
    Setelah ditemukan penyebab kebisingan, buatkan rencana pengelolaan yang tepat. Misalnya perlu penambahan peredam suara, pekerja harus memakai alat pelindung diri untuk telinga seperti earplugs atau earmuff, dan mengatur waktu tinggal seseorang di lokasi tersebut baik dengan atau tanpa alat pelindung diri.
  4. Implementasi
    Jika cara yang tepat untuk pengelolaan kebisingan sudah ditemukan, segera implementasikan. Selain melakukan apa yang menjadi rekomendasi tahap sebelumnya, hasil pemeriksaan terhadap kebisingan sebaiknya ditampilkan di lokasi tersebut, bisa berupa flyer, atau pamphlet, sehingga orang-orang yang berada di daerah tersebut mengetahui tingkat kebisingan di area itu dan bisa melakukan langkah-langkah untuk memproteksi dirinya dari paparan kebisingan tersebut.
  5. Evaluasi
    Tahap akhir adalah melakukan evaluasi terhadap hasil implementasi yang sudah dilakukan. Evaluasi ini dibutuhkan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang sudah dilakukan. Hal-hal yang dievaluasi antara lain, tingkat kebisingan diarea tersebut (berkurang atau bertambah), tingkat kesehatan telinga orang-orang yang terlibat atau terpapas di area tersebut.

Selalu melakukan improvement guna mendapatkan tingkat kebisingan yang terbaik dan aman bagi pekerja.

Lanjuut..
| 3 komentar ]

Telinga merupakan organ vital dari manusia yang sangat berguna dan sensitive. Sebagai organ tubuh yang vital, telinga tidak luput dari resiko kerusakan akibat kerja. Umumnya kerusakan fungsi telinga sebagai alat pendengaran adalah permanent. Sehingga proses rehabilitasinya bias dikatakan sangat kecil kemungkinannya. Oleh karena itu perlindungan terhadap organ yang satu ini sangat diperlukan untuk mencegah rusaknya fungsi pendengaran akibat linkungan kerja.

Kebising yang melebihi ambang pendengaran dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama serta berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap, gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpapar bising dikenal sebagai gangguan pendengaran akibat bising.


Bagian sistim pendengaran yang menerima dampak negatif bising adalah koklea (rumah siput) yang perannya teramat penting sebagai sensor bunyi dari luar. Bagian bagian koklea juga berperan dalam mendistribusikan stimulus bunyi dari luar berdasarkan frekuensi yang spesifik, mulai dari frekuensi tinggi dibagian basal sampai dengan frekuensi rendah pada bagian apex (puncak) koklea. Selain itu koklea juga berfungsi untuk merubah eneji akustik menjadi enerji listrik untuk diteruskan pada jaras pendengaran yang lebih tinggi. Bagian koklea yang menerima dampak langsung dari bising ada sel sel rambut luar (outer hair cells).

Lingkungan kerja seperti di bengkel, pabrik, pembangkit tenaga listrik dan lainnya sering dijumpai kebisingan yang cukup tinggi, rata-rata di atas 95 dB vs 80 dB batas aman bagi pendengaran manusia. Dengan tingkat kebisingan yang tinggi, jika seseorang berada pada lingkungan tersebut terlalu lama dan berulang-ulang, maka resiko kerusakan fungsi pendengaran akan bertambah. Untuk itu sebagai pekerja di lingkungan kerja seperti itu harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk melindungi telinga mereka.

Upaya untuk melindungi pekerja yang terpapar kebisingan dapat dilakukan dengan :
Mengurangi tingkat kebisingan yang timbul dari peralatan atau lingkungan kerja serta
Melindungi pekerja dengan alat pelindung diri untuk telinga (ear plug, ear muff dll)
Kebisingan yang timbul di area kerja, biasanya bersumber dari suara mesin, adanya aliran dalam dengan tekanan tinggi, adanya bocoran pada pipa atau peredam suara.

Sebagaimana diketahui, pabrik atau kilang selalu dilengkapi dengan fasilitas utilities seperti steam bertekanan tinggi. Lingkungan kerja yang banyak terdapat kebocoran steam akan menimbulkan kebisingan yang tinggi. Untuk itu perlu diperbaiki bocoran tersebut sehingga kebisingan dapat dikurangi.

Mesin pembangkit tenaga listrik juga merupakan sumber kebisingan karena putaran yang tinggi dan sebagian menggunakan penggerak turbine uap atau steam. Untuk melindungi operatornya dari kebisingan biasanya pada saat mendesign tempat kerja operator turbine dilengkapi dengan ruangan kedap suara, sehingga kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin tersebut tidak terasa di ruang kerja. Namun demikian kebisingan dari mesin itu sendiri tidak bisa dihilangkan. Oleh karena itu, jika operator harus berada di dekat mesin untuk keperluan operasional, maka alat pelindung telinga harus digunakan untuk melindungi pendengaran pekerja tersebut.


Lanjuut..